Minggu, 28 April 2019

Respons Lamban, Kasus Klaim Asuransi Bisa Rusak Citra Allianz

Hasil gambar untuk allianz

Salah satu kasus luar biasa terkini untuk PR korporasi adalah gugatan nasabah Allianz Life, yang bernama Ifranius Algadri. Nasabah asuransi tersebut merasa dipersulit saat meminta klaim biaya perawatan rumah sakit dan membawa kasusnya ke ranah pidana. Konsultan PR dari Founder & Consultant Cultivate Brands Anke Dwi Saputro menilai langkah antisipatif dari Allianz sangat lambat. Kemungkinan menurutnya ada ketidakjelasan prosedur penanganan krisis PR di manajemen perusahaan. Sehingga respon yang dilakukan dinilai terlambat.

“Sepertinya Allianz tidak memiliki SOP crisis management communication yang baik. Biasanya kalau begitu pihak manajemen akan saling lempar tanggung jawab. Tidak tahu job desk masing masing akhirnya kasusnya viral di sosmed,” ujar Anke usai acara ‘Indonesia Public Relations Excellence Award 2017’ di Jakarta, Sabtu (30/9/2017).

Dia mengingatkan dalam penanganan kasus Allianz seharusnya manajemen dapat mengutamakan respon yang berempati. Hal ini bisa dicontoh dari kasus kecelakaan Air Asia, namun pimpinannya langsung meminta maaf kepada masyarakat atas jatuhnya korban jiwa. Manajemen ingin memberikan pesan pada masyarakat bahwa bagaimanapun canggihnya sistem namun tetap ada kemungkinan human error. “Respon yang cepat dari manajemen jauh lebih penting daripada kebenaran. Pendekatan empati dari manajemen harus yang diutamakan,” ujarnya.

Praktisi PR senior, Manager Communication and Event Asuransi Astra Laurentius Iwan Pranoto menilai respons terlambat pihak Allianz disebabkan kasus tersebut masuk ranah pidana. Sehingga apapun respon perusahaan akan menjadi bukti di pengadilan. “Memang agak telat respon dari Allianz. Namun kalau sudah masuk pidana kita tidak boleh sembarangan bicara, nanti bisa dipakai sebagai bukti di pengadilan,” ujar Iwan dalam kesempatan sama.

Namun dia juga mengatakan respon terbaik PR korporasi adalah memberikan respon secepatnya dengan jujur. Respon dapat berupa memberikan penjelasan duduk perkara kasus yang dihadapi. Jangan sekali kali memutar balik fakta demi pencitraan. Berbohong akan sia sia karena arus informasi saat ini sangat mudah sekali dari internet dan sosmed. “Perusahaan harus secara gentle memberikan respon meskipun dia salah. Seorang PR harus responsif kepada masyarakat dan media. Jangan pernah berbohong,” tambahnya.

Sementara Tokoh nasional Fadel Muhammad menilai saat ini, setiap perusahaan, lembaga, kementerian, dan tokoh bisnis perlu untuk memublikasikan perusahaan, pimpinannya, maupun dirinya agar masyarakat menjadi lebih mengetahui serta memahami segala tindakan yang dilakukan. Salah satu cara yang dapat dilakukan ialah melalui kegiatan Public Relation (PR).

PR menjadi bagian penting dalam sebuah perusahaan yang menjalankan fungsi komunikasi manajemen untuk memperoleh pengertian dan dukungan dari publik. PR juga memegang kendali agar perusahaan dapat berjalan baik dan membangun citra perusahaan yang positif.

Kasus & Pemulihan Nama Baik AirAsia


Musibah airbus maskapai AirAsia sejak hilang kontak pada Minggu, 28 Desember yang lalu ini tidak hanya meninggalkan duka dan rasa kehilangan, tetapi juga banyak hikmah. Salah satunya, pelajaran bagi public relations (PR) perusahaan ketika mengalami peristiwa krisis dan upayanya melakukan pemulihan merek (brand recovery).

Hasil gambar untuk Airasia

Pertama, respons cepat.
Semenjak dinyatakan secara resmi hilang, pihak AirAsia sigap memberikan respons simpatiknya. Hal ini langsung dilakukan oleh pemimpin tertinggi maskapai yang selama ini memiliki reputasi bagus – baik dari sisi keselamatan maupun ketepatan waktu – yakni Tony Fernandes, CEO AirAsia.

Biasanya, saat pelanggan mengalami permasalahan dan kemudian komplain, bila tidak ditanggapi secara cepat, pelanggan akan mengira perusahaan tidak peduli. Bahkan, bisa saja dianggap oleh pelanggan tidak bertanggung jawab.

“AirAsia Indonesia regrets to confirm that QZ8501 from Surabaya to Singapore has lost contact at 07:24hrs this morning.”  Demikian bunyi tweet pertama akun @AirAsia yang kemudian diretweet oleh @TonyFernandes.

Tanpa gegabah, Tony kemudian bersuara melalui akunnya: “We will be putting out another statement soon.  Thank you for all your thoughts and prays.we must stay strong.”

Dengan respons cepat tersebut, pelanggan termasuk juga masyarakat umum, mengetahui bahwa pihak terkait dengan musibah tersebut mengetahui kejadian dan tidak tinggal diam. Ini langkah positif AirAsia yang layak diapresiasi.

“Keeping positive and staying strong. My heart bleeds for all the relatives of my crew and our passangers. Nothing is more important to us.” Demikian tweet Tony yang lain yang bernada simpatik dan mencoba menenangkan keluarga korban.

Kedua, kehadiran fisik.
Responsif memang penting. Namun, responsif harus didukung dengan kehadiran nyata di tengah pelanggan. Era sekarang memang menawarkan komunikasi jarak jauh, entah melalui sambungan telepon maupun Internet. Namun, untuk sebuah krisis besar seperti musibah AirAsia ini, kehadiran perusahaan untuk pelanggan mutlak diperlukan. Perusahaan tidak sekadar hadir melalui telepon, Twitter, maupun siaran pers, tetapi hadir secara fisik.

Yang menarik dari AirAsia adalah keputusan Tony Fernandes hadir langsung di tengah-tengah pelanggan yang menjadi korban. Jarang-jarang, pemimpin hadir langsung menangani masalah terkait pelanggan. Biasanya, kehadiran diwakilkan oleh bagian PR atau salah satu direksi. Namun, langkah yang patut diacungi jempol, Tony Fernandes hadir langsung ke Juanda, Surabaya. Tony diapresiasi oleh pengamat internasional. Bahkan, dipandang sigap dan responsif ketimbang kasus MH 370.

“On my way to Surabaya where most of the passengers are from as with my Indonesian management. Providing information as we get it.”Demikian keputusan Tony melalui Twitter saat menyatakan kehadirannya ke Surabaya.

Ketiga, mendengar dan bukan sekadar press release.
Kehadiran bagi pelanggan mutlak dilakukan oleh perusahaan di saat krisis. Namun, hadir bukan sembarang hadir. Selain hadir, perusahaan harus bisa melakukan dialog yang mana inti dari dialog adalah mendengarkan pelanggan. Hal inilah yang nampak dari Tony Fernandes. Tony hadir di hampir setiap konferensi pers yang digelar. Selain itu, Tony juga membuka dialog dan merespons setiap pertanyaan, baik dari wartawan maupun keluarga korban.

Dalam situasi seperti ini, siaran pers memang tidaklah cukup. Tak jarang, ketika muncul persoalan, perusahaan latah menyebar siaran pers dan biasanya isinya lebih cenderung sebagai pembelaan diri. Siaran pers itu sifatnya satu arah. Tidak ada dialog dan tidak ada proses mendengarkan. Kuncinya proses PR ini terletak pada dialog dan mendengarkan. Sebab itu, konferensi pers tanpa dialog hanya bersifat seperti siaran pers saja.

Bahkan, Tony masih saja hadir dalam proses pemakaman salah satu jenazah pramugari Kahirunisa beberapa saat setelah ditemukan oleh Tim Basarnas.

Keempat, maaf dan tanggung jawab.
Mengucapkan maaf memang tidak gampang. Hal ini juga dipengaruhi oleh cara pandang bahwa musibah atau krisis yang melibatkan merek dianggap sebagai bencana bagi merek tersebut. Padahal, krisis bisa diolah sedemikian rupa sebagai proses memperkuat relasi dengan pelanggannya. Hal salah yang sering dilakukan perusahaan adalah gegabah untuk membela diri. Bahkan, ada yang langsung balik menyalahkan pelanggan atau mencari kambing hitam.

AirAsia tidak lupa mengucapkan permintaan maafnya. Hal ini patut diapresiasi. Di era horizontal, inklusif, dan sosial seperti sekarang ini, pernyataan “maaf” merupakan penanda bahwa merek maupun perusahaan itu juga bisa salah seperti halnya manusia. Merek bukanlah sesuatu yang kaku, dingin, dan tak tersentuh. Tetapi, merek juga diposisikan sebagai manusia, yang bisa salah, meminta maaf, dan memperbaiki diri.

“Yang pasti saya meminta maaf atas apa yang telah menimpa mereka. Saya adalah pimpinan perusahaan ini, saya harus memikul tanggung jawab. Itulah alasannya kenapa saya di sini. Saya tidak akan lari dari kewajiban,” kata Tony seperti dikutip dari Beritasatu News Channel.

Boleh dibilang, AirAsia saat ini dipandang sebagai maskapai berkarakter karena reputasinya terkait keselamatan maupun ketepatan waktu. Sebab itu, karakter ini tidak boleh hilang – atau sekadar lipstik – ketika krisis terjadi. Maaf dan tanggung jawab merupakan bagian penting dari karakter sebuah merek. Brand without character is nothing!

Kelima, mengoptimalkan peran media kontemporer.
Twitter maupun media sosial masih menjadi saluran komunikasi kontemporer yang mumpuni. Tony pasti menyadari betul peranan akun Twitternya dalam musibah AirAsia. Apalagi posisinya sebagai CEO menjadikan tweet-tweetnya sebagai bahan berita bagi media-media konvensional. Tony memilih Twitter sebagai media pertama untuk menyatakan responsnya beberapa saat setelah QZ8501 dinyatakan hilang kontak.

Dengan Twitter ini, sikap dan pernyataan Tony bisa tersebar dengan luas secara viral. Akun AirAsia juga mengubah warna merah menyala menjadi hitam abu-abu sebagai tanda simpati dan duka, baik di Twitter maupun Facebook. Dengan demikian, media sosial masih memiliki peranan sebagai media komunikasi public relations maupun pemasaran yang efektif dan efisien. Demikian

Fungsi dan Tugas Humas Dalam Kasus PT. Kraft Dengan Produk Oreo






Gambar terkait

Dalam kasus produk oreo yang dicurigai mengandung melamin. Melamin (C3H6N6) yaitu sebuah zat kimia berbentuk kristal putih yang digunakan untuk membuat produk plastik, pupuk, bahan perekat, bahan untuk produk tahan api, polimer dan pembersih. Pada konsentrasi tinggi zat ini dapat mengakibatkan konsumennya mengalami batu ginjal dan gagal ginjal.

Untuk permasalahan ini Humas harus bekerja ekstra melakukan analisis permasalahan diantaranya
• Benarkah oreo mengandung melamin?
• Melamin dalam produk oreo digunakan sebagai pengkilat biskuit coklat dan pemutih  pada cream rasa yang terdapat di lapisan ten gah biskuit
• BPOM melakukan tinjauan langsung pada pasar dan supermarket
• Oreo ditarik dari pasar. Akhirnya Oreo mengalami kerugian yang sangat besar. Krisis kepercayaan dan kerugian secara materil maupun immateril
• Publik sudah tidak mau lagi menggunakan produk Oreo tersebut

Perencanaan dan Program Dalam tahapan ini Humas harus memiliki rencana kedepan dan program kelanjutan untuk kembali meraih kepercayaan masyarakat, untuk itu Humas harus mampu membentuk opini publik sehingga citra baik Oreo sebagai Produk Kraft dapat kembali beredar di masyarakat. Humas harus memiliki ide-ide cemerlang, beberapa pilihan yang dapat dilakukan humas adalah :
1. Strategi Marketing 
Dalam strategi marketing, promosi dapat dilakukan dengan maksud menjelaskan bahwasanya Oreo tidak mengandung melamin seperti iklan yang menerangkan bahwa PT kraft memproduksi Oreo dengan tekhnik yang modern, mengutamakan kualitas, menjunjung undang-undang kesehatan  pangan dan terbuat dari bahan-bahan yang kaya akan manfaat dan gizi yang  baik atau dengan strategi marketing lainnya baik menggunakan embel-embel "Produk Indonesia dijamin Halal" atau yang lainnya.

2. Press Release 
Jika dibutuhkan PT Kraft dapat melaksanakan Press Konference ataupun diskusi santai bermitra ataupun bersinergi dengan stakeholder pengawas makanan yaitu BPOM, Kemenkes, Media, dan Stakeholder lainnya untuk menjelaskan produk OREO untuk mendapatkan nilai PT Kraft sebagai  perusahaan yang Terbuka dan Bertanggung Jawab pada kesehatan masyarakat Indonesia.

Ealuasi
Ealuasi adalah proses perbaikan yang harus dilakukan untuk meningkatkan citra dan  penjualan Oreo kedepannya. Evaluasi harus diterapkan ke tiap-tiap bagian dalam perusahaan. Dalam kasus Oreo, PT Kraft harus mampu memperbaiki produksi Oreo maupun produk-produk lainnya dengan mengganti komposisi ataupun bahan pokok atau teknik yang terbaik guna memperoleh biskuit Oreo yang baik dengan tidak melanggar undang-undang Pangan.

Setelah Humas PT Kraft menjalankan prosesnya, Humas juga harus melakukan analisis SWOT kembali. Analisis SWOT kembali dilakukan agar humas mampu memahami kekuatan, kelemahan, Kesempatan/peluang dan ancaman produk Oreo karena setelah terhempas kasus tersebut produk Oreo telah mengalami perubahan sosial di pasar.Humas PT Kraft harus bekerjasama dengan divisi lainnya untuk menciptakan dan memiliki ide-ide kretif untuk kembali meningkatkan penjualan, meningkatkan kepercayaan masyarakat.

Respons Lamban, Kasus Klaim Asuransi Bisa Rusak Citra Allianz

Salah satu kasus luar biasa terkini untuk PR korporasi adalah gugatan nasabah Allianz Life, yang bernama Ifranius Algadri. Nasabah asurans...